Search site


Contact

Kabargarut
Riani indah, jl raya Cibatu Garut, Cibatu Garut 44185

Telp.
0262 482 00 52
085 221 852 852

E-mail: kabar_garut@yahoo.com

Situs Pasir Lulumpang Diketahui Tahun 1993

12/11/2011 13:20

 

1. Situs Pasir Lulumpang

2. Batu Lulumpang. (Photo. Net)

GARUT, KABARGARUT.-

Pasir Lulumpang merupakan salah satu Situs Purbakala temuan baru. Saat pertama kali ditemukan cukup mengagetkan warga Kabupaten Garut-Jawa Barat. Betapa tidak, Objek Arkeologis ini belum tercatat dalam N.J. Krom di Rapporten van den Oudheidkundigen Diens in Nederlandsch Indie (ROD tahun 1914).

Tahun 2007 lalu, oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat, Situs 2 Objek Arkeologis yang terletak di Kampung/Desa Cimareme, Kecamatan Banyuresmi itu pertama kalinya di rekonstruksi. Kini, di lokasi tersebut banyak ditumbuhi pohon Jati dan tahun 2004 telah dibebaskan Pemda dari pemiliknya.

Konon, munculnya berita kepurbakalaan Situs Pasir Lulumpang pada November 1993. Hal itu berdasarkan laporan Kepala Kandepdikbud Garut (kala itu) ke Balai Arkeologi (Balar) Bandung. Selanjutnya Juni tahun 1994 dan Februari 1995 dilakukanlah peninjauan dari tim.

Di sebelah Timur Situs dibatasi sebuah sungai yang hanya berair ketika musim hujan saja, Barat terdapat sebuah sungai Cijangkamoeng dan Cimuara. Ke-dua sungai tersebut aliran airnya mengalir ke sungai Cimanuk yang letaknya bersebelahan dengan situs Pasir Lulumpang.

Berdiri sebuah gunung Haruman dan Kaledong yang letaknya di sebelah Barat Laut Situs, serta sebuah bekas rawa Rancagabus yang hingga kini masih sebagian berair. Gunung Haruman sendiri merupakan gunung terbesar dan puncak tertinggi di kawasan itu. Pasir Lulumpang mengarah Utara-Selatan dan memiliki kemiringan sekitar 45 derajat ditepi sebelah Timur rawa Rancagabus.

Rawa Rancagabus itu sendiri membentang diantara beberapa bukit atau pasir. Yakni, Pasir Lulumpang, Pasir Kiara Payung, Pasir Tengah, Pasir Kolecer, Pasir Astaris, Pasir Luhur, Pasir Gantung, Pasir Tanjung, dan Pasir Malaka.

Hasil temuan Balar, Situs Pasir Lulumpang merupakan dua buah punden berundak. Punden pertama terletak disisi Barat Bukit yang menempati lahan seluas 73 x 38 x 43 meter. Orientasi Punden kea rah Timur-Barat. Sebanyak 13 undakan/teras (traps) yang terbuat dari bahan batu andesit.

Sementara Punden ke-dua terletak sekitar 80 meter dari bangunan Punden pertama dengan jumlah undakan sebanyak Sembilan buah. Bahannya pun terbuat dari bahan yang sama.  Yakni Batu Andesit.

Hasil akskavasi pertama kali dilakukan tim Balar tahun 1994 ditemukan fragmen gerabah, fragmen besi, batu giling (gandhik) dan fragmen batu obsidian (hingga kini temuan tersebut masih tersimpan di Balar Bandung). Situs tersebut peninggalan masa prasejarah  sebagai tradisi megalitik berupa punden berundak yang dilengkapi dengan beberapa lumpang batu.

Dikabarkan, temuan itu merupakan temuan baru atau belum pernah dijumpai. Lumpang-lumpang batu tersebut seakan-akan menjadi pengganti menhir yang kerap melengkapi bangunan-bangunan punden berundak. Seperti, punden berundak Lebak Cibedug dan anguyungan (Cisolok Sukabumi).

Lumpang-lumpang batu yang terletak di situs Pasir Lulumpang merupakan artefak-artefak simbolik dalam konteks yang berkaitan dengan sistem religi megalitik. Fungsinya, tempat pemujaan kaum/komonitas pendukungnya sebagai salah satu media upacara terkait upaacara-upacara kesuburan pertanian, keberhasilan panen.

Artinya sebagai ucap rasa syukur atas semua keberhasilan panen yang telah diperoleh. Upacara/pesta tersebut hingga saat ini masih dilakasanakan/diselenggarakan kaum/komonitas petani tradisional umumnya di provinsi Jawa Barat. Lazimnya disebut sebuah hajat Bumi, Ngalaksa, Seren Taun. (BAMBANG FOURISTIAN/Kabar Garut).-